Skip to main content

Satire Untuk Calon Pelukis Histori

Satire Untuk Calon Pelukis Histori
Goresan Pena : Abiyu Safabakas Pemuka

Ribuan kalam telah terlukis dalam aksara
Memenuhi gemintang tuntunan umat manusia
Manusia berambisi, egoisme yang menggelora
Ketika bapak makan anak menjadi hal yang lumrah

Ironi...
Ketika pemuda pertiwi debat sana-sini
Hanya karena mencari jati diri
Yang t’lah terlupa karena ambisi

Bobrok...
Ketika pena sudah tak lagi berpegang pada histori
Karakter bobrok, hanya gembar-gembor lewat teori
Lewat nawacita sang rezim, yang sedang unjuk diri

Bisu... Saat mantan koruptor ‘ngotot’ ikut PEMILU
Jelaslah betapa akutnya krisis rasa malu
Siapa yang akan memutus rantai bersambung itu?
Apakah kita, kamu, atau aku?

Ketika karakter hanya ditepuki, bukan diilhami
Bagaimana nasib pertiwi?
 Ketika sang pena hanya berpegang pada teori
Sekali lagi, sang pelukis sejarah lupa diri

Histori berpesan pada sang pena, JASMERAH!
Karakter sesuai dengan bangsa berbudi
Bukan hanya condong ke barat, embel-embel akulturasi
Mari pemuda bangkit, teruskan estafet karakter yang lebih berbudi

Bukan lewat tepuk tapi praktek
Bukan lewat lisan tapi perbuatan
Bukan lewat otak tapi hati
Bukan lewat teori tapi budi

Comments

Popular posts from this blog

Bocah Lusuh Hilang Arah

Goresan Pena : Abiyu Safabakas Pemuka Celana kecoklatan, muka merah padam Telanjang kaki berpijak pada nasib muram Yang seharusnya dididik agar berpendidikan Tapi malah menjadi buangan ditengah teriknya awan  Dia pelakunya, dia pencurinya, dia yang menentukan nasibku Dia yang merenggut apapun dariku Dia yang berjingkrak kesenangan diatas deritaku Dia yang saat ini mengibas uang hasil korupsi dariku Ketika generasi kami tak lagi terdidik Nasib bangsa ini tak lagi baik Ketika anak menjadi pemulung lumrah kena terik Diterpa hujan sedikit bangsa hancur tercekik

Globalisasi Versus Globalisasi : Upaya Pemertahanan Adat Istiadat dengan Solusi Cerdas Era Global

       Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang sangat heterogen atau beragam. Indonesia juga dikenal sebagai negeri yang   gemah ripah loh jinawi   yang berarti kekayaan alam yang berlimpah. Bukan hanya alamnya, tetapi juga budayanya. Mulai dari suku, agama, ras, etnik, dan banyak unsur sosial lainnya. Dahulu, nenek moyang kita berdamai dengan perbedaan. Banyak peninggalan Hindu, tetapi mayoritasnya muslim. Seiring berjalannya waktu, selaras dengan seleksi alam, keturunan-keturunan nenek moyang ini makin beragam. Akan tetapi tidak makin berdamai. Mungkinkah kita mewujudkan   toto tentrem karto raharjo ? Sebuah ungkapan Bahasa Jawa yang menggambarkan pertiwi masa silam.   Menurut Koen Cakraningrat, adat merupakan suatu bentuk perwujudan kebudayaan yang digambarkan sebagai tata kelakuan. Adat juga merupakan norma atau aturan tidak tertulis namun keberadaannya sangat kuat dan mengikat. Siapapun yang melanggarnya akan dikenai sanksi yang cukup berat. Pada tahun 2018, menurut da

Sosial Berarti Bersama

Sebuah tugas kelas online kala itu Goresan Pena : Abiyu Safabakas Pemuka Memahami pandemi Corona yang menjadi isu sosial  Masyarakat berbondong-bondong membaca berita Entah akhirnya bersiap diri atau memilih tidak percaya Ada pula yang menganggap remeh, nyawa kehendak tuhan tanpa berupaya menjaga Itulah gunanya pengetahuan sebagai lentera Memahami isu yang menjadi masalah masyarakat Isu kesehatan yang juga isu sosial Pentinglah mengerti sosial untuk menyelesaikannya Dalam bidang akademik, semua jenjang kalut  Semua tatap muka raib ditelan bumi, dinding-dinding kelas klasikal    tak berpenghuni membisu Untunglah zaman telah berkembang, menjadikan internet sebagai media menuntut ilmu  Tak perlu terpaku dengan kurikulum, kita belajar hal baru, belajar mengenal untuk melawan Corona virus Pentinglah ilmu yang mengedepankan kesesuaian kondisi Ilmu seperti sosial yang tak melulu soal geografi & ekonomi murni Namun juga bisa diimplementasikan pada hal