Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2020

Sosial Berarti Bersama

Sebuah tugas kelas online kala itu Goresan Pena : Abiyu Safabakas Pemuka Memahami pandemi Corona yang menjadi isu sosial  Masyarakat berbondong-bondong membaca berita Entah akhirnya bersiap diri atau memilih tidak percaya Ada pula yang menganggap remeh, nyawa kehendak tuhan tanpa berupaya menjaga Itulah gunanya pengetahuan sebagai lentera Memahami isu yang menjadi masalah masyarakat Isu kesehatan yang juga isu sosial Pentinglah mengerti sosial untuk menyelesaikannya Dalam bidang akademik, semua jenjang kalut  Semua tatap muka raib ditelan bumi, dinding-dinding kelas klasikal    tak berpenghuni membisu Untunglah zaman telah berkembang, menjadikan internet sebagai media menuntut ilmu  Tak perlu terpaku dengan kurikulum, kita belajar hal baru, belajar mengenal untuk melawan Corona virus Pentinglah ilmu yang mengedepankan kesesuaian kondisi Ilmu seperti sosial yang tak melulu soal geografi & ekonomi murni Namun juga bisa diimplementasikan pada hal

Berterimakasih Pada Semesta

Karya : Abiyu Safabakas Pemuka Terimalah terimakasih ini Wujud cinta kami Padamu yang telah tersakiti Karena ulah-ulah kami sendiri Saat ini warga bumi ditimpa pandemi Namun hikmahnya, engkau bisa hibernasi Sejenak, setelah sekian lama berjuang setengah mati Melawan anak-anakmu sendiri yang mencederai alam ini  Istirahatlah, ambil nafas sedalam inti bumi Agar luka-luka lama tertambal kembali Agar udara kembali menebar damai  Agar engkau bisa kami tinggali jutaan tahun lagi  Pulihlah semesta, maafkan kami Ego yang melupakan segala, buat kami tak bersahabat dengan alam ini  Perintilan perihal manusia buatmu sakit Aku berharap, balas dendammu tak mengakhiri masa kami Haruskah kami mengisolasi diri setahun sekali? 

Kontemplasi Aku

Goresan Pena : Abiyu Safabakas Pemuka Mendayu saat gamelan mengalun Merayu dengan romantisme alun-alun Lampu Malioboro yang bertalu  Semakin menambah keraguanku Aku  Bisu Ragu Satu Aku yang kali ini membisu dibawah syahdunya purnama  Aku yang kali ini ragu akan tujuan aku ada di dunia Aku yang bimbang menanyakan kepada aku siapa aku Rangkuman kebingungan aku yang menjadi satu  Aku seorang anak yang ragu akan cita-citanya Makin dewasa makin ragu akan minat dan bakatnya  Inikah yang dinamakan beranjak dewasa?  Ketika keputusan besar dalam hidup berlabuh di benak manusia Ketika dunia dalam kelam  Aku ingin hadir disana jadi cahaya Lentera cahaya menghalau kelam  Tapi aku ragu apakah itu termasuk sebuah pekerjaan  Seiring hari beranjak anganku berlabuh Mengantarkanku ke dalam pemahaman yang baru  Aku ingin punya media, yang jernih seperti tirta sedang mengalir dari hulu Bukan punya kubu manapun, tak pula bela siapapun Inginku m

Manakala

Goresan Pena : Abiyu Safabakas Pemuka Dalam waktu kita hidup Nafas menemani, selalu berhembus Menapaki dunia, pengalaman, masa lalu Menjadi dewasa pembelajar atau budak masa lampau HEI KAMU AKU KALIAN, JANGAN TERBELENGGU! Kita mempunyai hak atas jiwa raga tubuh Jangan membiarkan sedih, dunia runtuh Susah memang, tapi dewasa harus

Jelma

Goresan pena : Abiyu Safabakas Pemuka Tenang kadang terlalu meghanyutkan Bagai liburan yang tak lagi menyenangkan Dalam keadaan kelabu tanpa kejelasan Harus bagaimana?  Beban hidup biasa kita angkat Namun beban hidup kita yang maya?  Tugas, kerjaan, laporan ibarat bilangan berpangkat Meski telah dipangkat nol tapi tetap ada satunya Satu berakhir, ribuan muncul Bagai robot yang selalu jadi babu Bagai ombak yang tak pernah henti berlabuh TAPI KITA HANYA MANUSIA LESU!  Video pembacaan puisi ini ada di YouTube klik tautan dibawah ini๐Ÿ‘‡๐Ÿป https://youtu.be/Jhl-3RbUaqo