Skip to main content

Aksara yang Bersuara, Bahasa yang Berbicara

Menurut KBBI, Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dalam setiap aspek kehidupan, bahasa sangat diperlukan. Mari mengambil contoh dari Gajahmada. Bagaimana Mahapatih Gajahmada dapat menyampaikan sumpahnya? Sumpah yang masih diagung-agungkan dalam buku sejarah Nusantara. 

Bahasa adalah  hal paling dasar dan paling krusial dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa ilmu dapat diraih, dan dengan ilmu pula sukses di masa depan bisa tercapai. Bahasa juga dikenal sebagai lingua franca. Terbentuknya bahasa dapat dipengaruhi oleh banyak hal. Mulai dari kebiasaan sampai ke pengaruh penjajahan. Bahasa juga bisa terbentuk oleh gabungan bahasa lain. Kita bisa melihatnya di Bahasa Indonesia, sejarah mengatakan bahwa Bahasa Indonesia berasal dari tanah Melayu yang kemudian bertransformasi menjadi Bahasa kita sekarang ini, bahasa yang mempersatukan nusantara, Bahasa Indonesia. 

Ribuan pulau terbentang dari Sabang sampai Merauke. Dari barat menuju ke timur matahari. Dari Pulau Weh sampai Pulau Rote. Lebih dari belasan ribu pulau membentuk nusantara. Dengan ratusan suku. Penggunaan satu bahasa menjadi suatu kemudahan tersendiri untuk berkomunikasi. Tidak ada lagi salah informasi atau ketidaktahuan informasi hanya karena ketidakbisaan berbahasa. Mungkin kita patut berbangga, sudah punya bahasa yang satu, tapi mungkin kita perlu prihatin terhadap komunitas buta aksara yang masih mendiami negeri ini. 

Bahasa juga dapat menjadi tolak ukur kesopanan dan tingkat pendidikan seseorang. Bisa dilihat dari budi bahasanya, apakah ia sering mengucap sumpah serapah dan memanggil seluruh penghuni kebun binatang? Atau mengeluarkan pujian kepada tuhan dan kata-kata cendekiawan? Bahasa bisa menjadi kunci untuk kesuksesan tapi juga bisa menjadi senjata makan tuan. 

             Kita bisa mengambil contoh dari presiden AS, Donald Trump. Kandidat yang mengungguli Hillary Clinton, istri dari mantan presiden AS. Tokoh yang terkenal dengan slogan “Make America great again”. Dia tidak disukai oleh sebagian orang. Kata-kata yang ia keluarkan terkadang mengandung unsur yang tidak mengenakan. Ujaran kebencian, diskriminasi terhadap suatu golongan, bahkan ancaman terhadap negeri seberang. Pidato-pidatonya sangat kontroversial. Dari Trump, kita bisa belajar bahwa berbudi bahasa yang baik bisa merefleksikan sifat baik kita kepada orang lain, begitu pula sebaliknya.

            Lingkungan menjadi faktor utama dalam perkembangan bahasa. Apabila seseorang dibesarkan dengan lingkungan yang berbudi bahasa baik, pasti akan baik pula kedepannya. Tapi tak jarang, yang dari kecil sudah ditanamkan berbudi bahasa baik, berubah hanya karena tuntutan gengsi dan pertemanan semata. Sudah sepatutnya para orangtua mengajarkan anaknya berbudi bahasa yang baik sedari kecil dan terus menjaga lingkup pergaulannya agar tidak terjerumus ke hal-hal negatif. 

            Sebagai generasi muda Indonesia, bahasa bisa lebih berarti. Dari jenjang SD sampai SMA selalu ada yang namanya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia juga merupakan salah satu mata pelajaran yang masuk kedalam Ujian Nasional. Terkadang, para generasi muda Indonesia menganggap sulit pelajaran ini. Banyak yang beranggapan bahwa mata pelajaran ini adalah ilmu yang tidak mudah. Mengapa? 

            Bahasa harus selalu berkembang seiring perkembangan zaman dan terkadang dalam perkembangannya, hal-hal yang diubah tidak disosialisasikan dengan baik. Itulah mengapa terkadang banyak kata-kata yang salah penulisannya, mulai dari orang awam hingga tingkat cendekiawan sekalipun. Anggapan tentang membaca itu membosankan juga menjadi faktor pendukung mengapa bahasa menjadi ilmu yang susah dimengerti.  Gerakan literasi di Indonesia masih kurang sosialisasi. Beberapa sekolah yang sudah menggiatkan literasi pun belum tentu siswanya membaca saat jam literasi siswa.

            Kita patut berbangga memiliki sebuah bahasa sendiri, Bahasa Indonesia. Tidak banyak negara yang mempunyai bahasa sendiri, kebanyakan dari mereka menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Untuk informasi, Bahasa Indonesia juga masuk kedalam 10 besar bahasa yang paling banyak digunakan di di dunia setelah Bahasa Arab dan Rusia. Bahasa Indonesia digunakan oleh lebih dari 250 juta orang di dunia. Wikipedia pun mengakuinya.  Sebuah situs yang berisi tentang artikel ensiklopedia dan referensi online tingkat dunia ini mengakui situs wikipedia berbahasa Indonesia telah menduduki  peringkat 26 dari 250 wikipedia berbahasa asing di dunia. 

            Tetapi di sisi lain, tingkat literasi di Indonesia masih sangat rendah. Dibuktikan dengan peringkat Indonesia yang menempati urutan 60 dari 61 negara. Kondisi yang memprihatinkan, berbanding terbalik dengan prestasinya. Sebagai generasi muda, menjaga Bahasa Indonesia adalah tanggung jawab kita. Menjaga bahasa bisa berarti ikut berpartisipasi menjaga persatuan dan kedaulatan NKRI.

            Di abad ke 21 ini, peranan media sosial bisa sangat berdampak bagi kehidupan nyata. Para generasi muda dapat menjadikan ini sebuah kesempatan untuk melestarikan Bahasa Indonesia. Berkarya merupakan salah satu caranya. Banyak sekali hal yang bisa dicapai dengan berkarya. Platform YouTube dan Instagram menjadi salah satu media yang paling sering digunakan generasi muda Indonesia untuk menunjukkan karyanya.  Kita bisa turut serta dalam melestarikan Bahasa Indonesia serta mengembangkan industri kreatif Indonesia. Sudah banyak perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang kreatif dipimpin oleh seorang wirausaha muda. Dengan adanya pemuda, tentunya bisa tercipta terobosan, inovasi, dan ide-ide baru untuk Indonesia. Khususnya untuk melestarikan dan menggiatkan kecintaan terhadap Bahasa Indonesia.

            Sudah sepatutnya kita bangga akan adanya Bahasa Indonesia. Sebagai alat pemersatu bangsa yang mengokohkan Indonesia. Akan tetapi di Indonesia angka literasi masih sangat rendah. Rasa malas dalam membaca akan berujung pada kebodohan berkepanjangan. Hadirnya generasi muda ditengah-tengah Indonesia, khususnya di bidang kreatif, dapat menciptakan inovasi, terobosan, dan tentunya memperluas lapangan pekerjaan. Banyak hal yang dapat diraih ketika seseorang menggunakan kreativitasnya. Ibarat kata pepatah “Menyelam sambil minum air”.

Comments

Popular posts from this blog

Bocah Lusuh Hilang Arah

Goresan Pena : Abiyu Safabakas Pemuka Celana kecoklatan, muka merah padam Telanjang kaki berpijak pada nasib muram Yang seharusnya dididik agar berpendidikan Tapi malah menjadi buangan ditengah teriknya awan  Dia pelakunya, dia pencurinya, dia yang menentukan nasibku Dia yang merenggut apapun dariku Dia yang berjingkrak kesenangan diatas deritaku Dia yang saat ini mengibas uang hasil korupsi dariku Ketika generasi kami tak lagi terdidik Nasib bangsa ini tak lagi baik Ketika anak menjadi pemulung lumrah kena terik Diterpa hujan sedikit bangsa hancur tercekik

Sosial Berarti Bersama

Sebuah tugas kelas online kala itu Goresan Pena : Abiyu Safabakas Pemuka Memahami pandemi Corona yang menjadi isu sosial  Masyarakat berbondong-bondong membaca berita Entah akhirnya bersiap diri atau memilih tidak percaya Ada pula yang menganggap remeh, nyawa kehendak tuhan tanpa berupaya menjaga Itulah gunanya pengetahuan sebagai lentera Memahami isu yang menjadi masalah masyarakat Isu kesehatan yang juga isu sosial Pentinglah mengerti sosial untuk menyelesaikannya Dalam bidang akademik, semua jenjang kalut  Semua tatap muka raib ditelan bumi, dinding-dinding kelas klasikal    tak berpenghuni membisu Untunglah zaman telah berkembang, menjadikan internet sebagai media menuntut ilmu  Tak perlu terpaku dengan kurikulum, kita belajar hal baru, belajar mengenal untuk melawan Corona virus Pentinglah ilmu yang mengedepankan kesesuaian kondisi Ilmu seperti sosial yang tak melulu soal geografi & ekonomi murni Namun juga bisa diimplementasikan pada hal

Globalisasi Versus Globalisasi : Upaya Pemertahanan Adat Istiadat dengan Solusi Cerdas Era Global

       Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang sangat heterogen atau beragam. Indonesia juga dikenal sebagai negeri yang   gemah ripah loh jinawi   yang berarti kekayaan alam yang berlimpah. Bukan hanya alamnya, tetapi juga budayanya. Mulai dari suku, agama, ras, etnik, dan banyak unsur sosial lainnya. Dahulu, nenek moyang kita berdamai dengan perbedaan. Banyak peninggalan Hindu, tetapi mayoritasnya muslim. Seiring berjalannya waktu, selaras dengan seleksi alam, keturunan-keturunan nenek moyang ini makin beragam. Akan tetapi tidak makin berdamai. Mungkinkah kita mewujudkan   toto tentrem karto raharjo ? Sebuah ungkapan Bahasa Jawa yang menggambarkan pertiwi masa silam.   Menurut Koen Cakraningrat, adat merupakan suatu bentuk perwujudan kebudayaan yang digambarkan sebagai tata kelakuan. Adat juga merupakan norma atau aturan tidak tertulis namun keberadaannya sangat kuat dan mengikat. Siapapun yang melanggarnya akan dikenai sanksi yang cukup berat. Pada tahun 2018, menurut da